Cari Blog Ini

Selasa, 10 Maret 2015

Stroke

Angka kejadian stroke pada usia muda (di bawah usia 45 tahun)  makin meningkat. Stroke merupakan pembunuh ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Sebagian penderita yang dapat bertahan hidup berpotensi menyandang kecacatan yang berdampak pada kualitas hidup penderita dan ketergantungan pada orang lain. Ketika stroke menyerang, 1,9 juta sel neuron di otak mati untuk  tiap menit serangan stroke yang berlangsung. Karena itu, diagnosis dan penanganan yang cepat akan mencegah stroke berulang dalam waktu dekat dan mengurangi derajat potensi kecacatan. 
    Penyebab
Stroke disebabkan oleh terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak secara mendadak.  Penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah ini bisa disebabkan oleh penyakit jantung, diabetes melitus, kolesterol tinggi, obesitas, infeksi, keturunan, dan gaya hidup tak sehat, seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, atau konsumsi obat terlarang. Selain akibat penyumbatan, stroke juga dapat diakibatkan oleh perdarahan pembuluh darah yang biasanya disebabkan karena aneurisma (kelainan pembuluh darah), tekanan darah tinggi (hipertensi), kelainan darah, dan penggunaan obat-obatan tertentu.     Gejala
Fase awal yang paling mudah dikenali adalah timbulnya rasa kesemutan, kebas, atau tidak bisa menggerakkan anggota badan. Tanda-tanda lainnya yang biasanya muncul pada serangan stroke adalah mulut mencong, bicara pelo, salah satu lengan lebih rendah saat direntangkan, mendadak nyeri kepala, kelumpuhan pada anggota gerak atau sebagian otot wajah, kejang, kulit pucat atau kebiru-biruan, meracau atau tidak dapat bicara, penglihatan kabur, pupil mata tidak sama antara kiri dan kanan, kehilangan kontrol saluran kemih dan pembuangan, serta keringat dingin berlebih.     Pencegahan    Untuk meminimalkan risiko terkena stroke di usia muda, dr. Yunir menyarankan untuk mengendalikan faktor risiko stroke sebanyak mungkin, seperti menghindari kebiasaan merokok, mengurangi garam dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol jahat, mengatur pola makan dengan kalori seimbang, serta berolahraga secara teratur. Tak hanya kesehatan jasmani, stroke juga dapat dicegah dengan mengembangkan pikiran yang positif serta menghindari stres. Perasaan positif yang dimiliki seseorang dipandang dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) yang punya andil timbulnya stroke. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan, Amerika Serikat, terhadap 7.000 orang, menunjukkan, mereka yang punya arah dalam hidupnya punya kecenderungan 70% lebih sedikit terkena stroke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar